Kegiatan pecinta alam memang pendidikan karakter yang paling baik. Ini terbukti dari tingginya gairah aktivis pecinta alam meningkatkan prestasinya, mempertebal jiwa patriot, dan semangat untuk senantiasa memberi manfaat kepada sesama, bangsa, dan agama.
Demikian halnya dengan Mahasiswa Pecinta Alam Univ. Muhammadiyah Yogyakarta (Mapala UMY). Setelah tahun 2014 berhasil mendaki gunung tertinggi di Eropa Elbrus yang terletak di Rusia, sekarang Mapala UMY mencanangkan mendaki puncak tertinggi di benua Afrika, gunung Kilimanjaro yang berada di Tanzania.
“Pengurus Mapala UMY periode sekarang bertekad bulat mendaki, gunung Kilimanjaro. Untuk mengibarkan Merah Putih, bendera UMY, dan Bendera Mapala UMY. Pembentukan tim ekspedisi dimulai akhir bulan Mei ini. Pendakian ke Kilimanjaro akan dilaksanakan pada Maret 2017”, demikian kata Ketua Umum Mapala UMY. Vian Jamaludin dalam sambutannya di acara Milad 33 tahun Mapala UMY. (4/5/16)
Selain sosialisai ekspedisi ke Kilimanjaro, peringatan 33 tahun Mapala UMY yang dikemas dalam The 33 th Anniversary off Mapala UMY One Step Forward berisi Tausiyah dan doa bersama. Live music dari UKM Music, dan Band RAP. Stand Up UMY. Special performance anggota Mapala UMY. Pelantikan anggota muda Mapala UMY. Api unggun. Potong tumpeng. Rangkaian acara ditutup dengan sujud syukur semua anggota Mapala UMY termasuk dari jajaran alumni di halaman parkr UMY tempat acara meriah ini diselenggrakan.

Foto: Tim Ekspedisi Mapala UMY di Puncak Gunung Elbrus, Rusia
Lebih jauh Vian Jamaludin – yang biasa dipanggil Abeng – dihadapan utusan Mapala se Jogjakarta dan beberapa perwakilan Mapala Jawa Tengah yang menghadiri perayaan 33 tahun berdirinya Mapala UMY, menjelaskan, disamping membawa misi pengibaran tiga bendera, tim Eksepedisi Kilimanjaro Mapala UMY, juga akan kembali mempromosikan batik ke tingkat dunia, khususnya di Afrika, dengan cara memakai batik khas Jogjakarta selama pendakian, mengadakan penelitian mahasiswa tentang agama islam di lereng gunung Kilimanjaro, dan beberapa agenda kreatif lainnya.
“Format Ekspedisi Kilimanjaro banyak kemiripan dengan Eksepedis Mapala UMY ke Elbrus. Dua Ekspedisi ini memang rangkaian dari upaya Mapala UMY meraih cita-citanya menggapai Seventh Summits “ lanjut Vian yang disambut tepuk gemuruh semua undangan.

Foto: 5 Mei 2016, Milad Mapala UMY yang ke 33 tahun
Seven Summits adalah sebutan untuk tujuh puncak gunung tertinggi di tujuh benua di dunia. Setelah Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay dari tim Inggris menjadi yang pertama mencapai puncak Everest di Nepal, dan kesuksesan pendaki terkenal dari Itali Reinhold Messner mendaki empat belas gunung berketinggian diatas 8000 m di pegunungan Himalaya, Seventh Summits adalah arena paling bergengsi para pendaki hebat untuk berada di jajaran pendaki papan atas dunia.
Adalah pendaki Amerika Serikat William Hackett yang menemukan ide pendakian puncak gunung tertinggi di setiap benua yang ada di Bumi ini. Pendaki pertama yang Seventh Summits adalah Dick Bass dari Amerika Serikat. Bass – seperi halnya Hackett — yang menyandarkan tujuh benuanya pada teori lempeng benua, berhasil mendaki puncak Everest (8.850 m) dari lempeng benua Asia. Gunung Aconcagua (6.958 m) dari lempeng benua Amerika Selatan. Puncak Denali atau gunung Mc.Kinley (6.193 m) dari lempeng benua Amerika Utara, Kilimanjaro (5.894 m) dari lempeng benua Afrika, Elbrus (5.641 m) dari lempeng benua Eropa, Vinson Massif (4.897 m) dari lempeng benua Antartika.

Foto: Tim Ekspedisi Mapala UMY Mendaki gunung Elbrus, Rusia
Prestasi Bass yang dicapainya melalui perjuangan selama belasan tahun ditentang Messner. Menurut Messner gunung Kosciusko di Australia bukan puncak tertinggi dari lempeng benua Australia, melainkan Puncak Cartenz ( 4.848 ) di pegunungan Jayawijaya, Indonesia. Puncak Cartenz disamping lebih tinggi dari Kosciusko, medan pendakiannya juga lebih sulit.
Perbedaan pandangan Bass dan Messner menjadikan ada dua teori tentang Seven Summits. Dari segi Geomorfologi bumi, benua Australia sebagai daratan besar memang memiliki puncak tertinggi yaitu Kosciusko. Tetapi jika ditinjau dari teori lempeng bumi (teori Alfred Wegener) Papua merupakan bagian dari lempeng benua Australia, sehingga Cartenz menjadi puncak tertingi dari lempeng benua Australia. Pat Morrow dari Kanada merupakan pendaki pertama yang berhasil mencapai Seven Summits versi Messner.

Foto: Tim Ekspedisi Elbrus Mapala UMY
Akankah Mapala UMY dalam Seven Summits-nya mengikuti versi Bass, versi Messner yang banyak dianut pendaki ternama di dunia, atau mengikuti konsep “tengah” dengan mendaki Kosciusko dan puncak Cartenz seperti yang digagas oleh Pat Morrow? Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari Mapala UMY.
Terhadap rencana Mapala UMY ekspedisi ke Kilimanjaro, Pembantu Rekor 3 UMY. Ir. H. Sri Atmaja P Rosyidi, Msc. Eng. Ph. D. Dalam sambutannya mengatakan “UMY mendukung penuh, dan berharap Mapala UMY berhasil seperti ketika ke Elbrus dua tahun lalu.”.
“Mapala UMY mempunyai semangat yang sama dengan UMY yaitu ingin menjadi unggul dan islami. Semangat ini dibuktikan ketika Mapala UMY berhasil mengibarkan tiga bendera kebanggaan di puncak Elbrus. Prestasi yang tidak akan terhapus hingga dunia kiamat itu, dicapainya dengan kebersamaan, persaudaraan, kerja ikhlas, kerja cerdas, dan kerja keras. Cita-cita Mapala UMY mendaki Kilimanjaro, marilah kita pikul bersama”, kata Sri Atmaja.

Foto: Anggota Tim Ekspedisi Mapala UMY Ke Gunung Elbrus, Rusia
Sejak 33 tahun lalu, terang Sri Atmaja, Mapala UMY melalui kontribusi terbaiknya telah berandil membangun UMY hingga besar seperti sekarang. Mapala UMY tidak pernah berhenti menorehkan prestasi yang mengagumkan, dan ini juga menjadikan Mapala UMY sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang unggul, mandiri, serta memiliki sejumlah keistimewaan yang salah satunya adalah persaudaraan erat antara alumni dengan anggota aktif Mapala UMY.
“Alumni senantiasa mendukung dan men-support anggota yang saat ini masih aktif di Mapala UMY. Persaudaraan itu tidak pernah terputus, dan tidak akan pernah hilang dari apapun catatan di dunia ini. Kita harapkan persaudaraan dan keakraban yang merupakan keunggulan Mapala UMY, tetap terjalin hingga kapan pun, termasuk dalam merealisasikan Ekspedisi Kilimanjaro” ujar Sri Atmaja.
Senada dengan Sri Atmaja, seorang pendiri Mapala UMY. HM. Rozi Amin mengakui perjalanan panjang Mapala UMY sejak awal hingga sekarang tidak selalu lancar. Berkat persaudaraan dan keakraban, semua kendala dapat diatasi sehingga Mapala UMY mampu menorehkan prestasi yang tidak saja di tingkat Nasional tetapi hingga ke tingkat Internasional.

Foto: John Lempo, Ketua Tim Ekspedisi Elbrus Mapala UMY saat mendokumentasikan perjalanannya
“Ekspedisi Elbrus dan sebentar lagi ke Kilimanjaro, adalah bukti Mapala UMY berada pada tingkatan itu”, kata Rozi yang memiliki nomor 002 di daftar keanggotaan Mapala UMY.
Sementara itu, mantan tim pendukung Ekspedisi Elbrus Mapala UMY, Arief Romadhoni Setyawan, mengatakan rencana ke Kilimanjaro membuat gairah anggota berkegiatan semakin tinggi. Mereka termotivasi menjadi bagian dari Ekspedisi Mapala UMY. Situasi ini lanjut Arief, sangat positif bagi Mapala UMY untuk merealisasikan cita-cita Seven Summits-nya.
“Sebagaimana sukses di Elbrus, Mapala UMY juga berharap ekspedisi ke Kilimanjaro menjadi inspirasi Mapala di Indonesia untuk meningkatkan gairah mereka meraih prestasi tingkat dunia”, ujar Arief Romadhoni Setyawan.
Arief menceritakan Ekspedisi Elbrus yang bertema “Muda mendunia dari Jogja untuk Indonesia”, meraih banyak kesuksesan. Diantaranya berhasil mendaki puncak gunung tertinggi di Eropa. Sukses mengkaji kehidupan umat muslim di daerah Terskol kaki gunung elbrus. Mendapat rekor MURI dengan kategori mengenakan Batik di Puncak Gunung Tertinggi.

Foto: Tim Ekspedisi Mapala UMY di Puncak Gunung Elbrus Rusia
Ekspedisi Elbrus yang dirangkum dalam buku dan film dokumenter berjudul Cabardino Balkaria, menjadi inspirasi beberapa Mapala membidik Elbrus sebagai target prestasinya. Terhadap Mapala yang berencana ke Elbrus, Mapala UMY siap mendukung.
Ada Mapala di Bengkulu, lanjut Arief, akan ke Elbrus. Dukungan yang diberikan Mapala UMY disamping berbentuk non teknis seperti informasi dan data Elbrus, juga teknis seperti menu latihan, strategi mendaki Elbrus, termasuk meminjamkan crampone (sepatu mendaki gunung es) yang kami pakai ke Elbrus. Mapala tersebut berhasil mencapai puncak Elbrus, dan sukses pula menorehkan beberapa prestasi penting yang bermanfaat bagi bangsa ini.
“Semua ekspedisi merupakan wujud konkrit pengabdian Mapala UMY kepada dunia pecinta alam, bangsa, dan agama. Berhasil di ekspedisi memang penting bagi Mapala UMY, tetapi membantu Mapala lain sukses di ekspedisinya juga penting bagi kami. Semangat ini juga yang akan mewarnai ekspedisi Seven Summits Mapala UMY di Kilimanjaro nanti”, demikian kata Arief.