“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” –Ir. Soekarno
Sumpah pemuda yang dicetuskan saat Kongres Pemuda II 28 Oktober 1928, akan tetap terkenang hingga saat ini. Tak pernah lekang dalam ingatan, bagaimana semangat para pemuda saat itu bersatu menjunjung kemerdekaan. Andai saat ini peserta kongres itu masih hidup dan berkumpul bersama, mungkin yang mereka bicarakan adalah bagaimana cara pemuda saat ini mengisi kemerdekaan. Alih-alih pemuda muslim, mungkin pembicaraannya akan lebih terfokus pada mengisi kemerdekaan dengan berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairoot) sembari terus memperbaiki diri.
Menjadi Pemuda Produktif
Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk menjadi manusia yang produktif. Produktif menghasilkan karya, produktif memperbaiki diri maupun produktif memperbaiki masyarakat. Produktifitas dalam Islam ialah menjadi manusia yang bermanfaat. Terlepas bagaimana kondisi kita saat ini, kita dituntut untuk terus berkontribusi memberikan kebaikan dan mendorong kearah kemajuan.
Pemuda, jiwa yang penuh semangat dan gelora, fisik yang berada pada puncak kekuatan, dan pemikiran yang dipenuhi dengan ide-ide kreatif dan inovatif. Maka wajar apabila kita menyebutkan bahwa pemuda adalah masa yang paling produktif. Masa dimana kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat terbuka dengan lebar.
Permasalahan yang terjadi adalah ketika pemuda terlena dalam zona kenyamanannya. Menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Merasa puas dan cukup dengan apa yang telah ia dapatkan saat ini. Tidak peduli dengan beban hidup orang lain, apatis terhadap permasalahan yang terjadi disekitarnya hingga tak lagi memiliki tujuan dan cita-cita hidup. Saat pemuda tak lagi berkarya/ memberi manfaat dalam hidupnya, maka sesungguhnya saat itulah ia telah menua sebelum ia tua.
Sekarang semua pilihan ada ditagan kita, mau menjadi pemuda yang produktif atau menua diusia muda. Ingatlah Rasulullah SAW telah bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” ( (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni. Dishahihkan Al-Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah). Jadikanlah hadits tersebut sebagai motivasi untuk terus mendorong diri kita menjadi manusia yang produktif. Tak hanya di usia muda, namun hingga tua nanti.
Jangan pula kita lupa, banyak jargon dan harapan yang disematkan pada pundak pemuda. Mulai dari “Pemuda adalah harapan bangsa”, “Pemuda adalah tulang punggung sebuah bangsa”hingga “Pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok, pemudi hari ini adalah pembimbing hari esok”. Kata-kata tersebut sebenarnya adalah kepercayaan, bahwa pemuda dapat merubah peradaban untuk menjadi lebih maju. Kepercayaan yang tak boleh kita abaikan walau kedudukannya hanya sebagai harapan.
Maka, sudah sepantasnya kita memperbaiki diri. Berubah untuk menjadi manusia yang lebih bermanfaat dan lebih produktif dari waktu ke waktu. Banyak tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh kita sebagai pemuda. Pun, mencari ladang untuk terus menebar kebaikan serta mendulang pahala sebagai jalan untuk mendapatkan Ridho Allah SWT. Keep Hamasah.
Kiat Menjadi Mahasiswa yang Produktif
Saat menjadi mahasiswa baru mungkin pernah terbayang dalam benak kita “Lulus SMA, bebas!!!”. Wajar bila ada pikiran semacam itu. Karena faktanya, peralihan SMA menjadi mahasiswa adalah perubahan dimana kungkungan pelajaran yang kaku, menjadi fleksible. Jam pelajaran yang seminggu bisa lebih dari 35 jam, saat kuliah menjadi kurang dari 25 jam saja. Ditambah lagi bebas dari seragam bahkan beberapa dosen memberi jatah bolos.
Tetapi, sadar atau tidak, sebenarnya bayangan indah itu hanya sesuatu yang semu. Sebab diluar itu banyak tuntutan yang kita dapatkan untuk lebih bertanggung jawab, bijak dan dewasa terutama dalam mengatur waktu. Pahamilah, bahwa jam kuliah hanyalah sebagian kecil waktu yang diperlukan untuk belajar. Bayangkan, 1 mata kuliah memang hanya menghabiskan 2-4 jam saja untuk tatap muka di kelas, tetapi membutuhkan waktu berjamjam untuk menyelesaikan tugas-tuganya. Ditambah lagi tuntutan untuk membaca berbagai referensi yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut.
Disamping itu, pahami pula bahwa IPK bukan satu-satunya yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Adalah soft skill (kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain) yang paling dibutuhkan dunia kerja saat ini. Maka, diluar perkuliahan kita juga perlu menyibukan diri dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan dan kemasyarakatan.
Dari pemaparan pada halaman sebelumnya, jelas sekali bahwa kita dituntut untuk menjadi mahasiswa yang produktif. Kuncinya hanya dua, yakni bagaimana kita memanfaatan waktu serta konsistensi. Atur jadwal kita sehari-hari dengan sebaik mungkin. Tinggalkan hal-hal yang kurang bermanfaat dan biasakanlah diri kita untuk melakukan kegiatan yang lebih produktif terutama ketika kita memiliki waktu senggang. Jangan lupa pula untuk tidak menunda-nunda tugas dan pekerjaan. Semoga bermanfaat. (Ulfah Zulfah)