Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi setiap umat muslim. Siapapun yang menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup, maka tidak ada yang akan dia dapatkan selain kemulian. Hal tersebut diterangkan di dalam Q.s al-Anbiya’ 21: 10 yang berbunyi “Sungguh telah Kami turunkan sebuah kitab (al-Qur’an) yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti?”. Hidup bersama al-Qur’an adalah kenikmatan tiada duanya.Ada empat keuntungan yang akan kita peroleh bila berinteraksi dengan al-Qur’an. Pertama yaitu melahirkan jiwa yang tabah. Hal tersebut terdapat pada kisah seorang dari Afghanistan yang bernama Nadimah Khatun, beliau dipenjarakan oleh kaum komunis selama enam tahun. Dan ia mengatakan, “Kami mengalami berbagai siksaan berat. Namun membaca dan mengkaji al-Qur’an membantu kami bersabar dan bertahan menghadapinya.Kedua, melembutkan hati.
Seorang ulama mengatakan, “Sesungguhnya hati itu mengkristal seperti besi, maka lembutkanlah ia dengan al-Qur’an.Ketiga, mengokohkan hati. Difirmankan, Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu (Q.s Hud 11: 120)Keempat, sebagai nasihat dan obat tatkala hati sedih dan gundah. Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam Q.s Yunis 10: 57, yang berbunyi “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada di dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”Dari keuntungan dekat dengan al-Qur’an diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada sebuah kemudhorotan satupun ketika setiap umat Islam dekat bersama al-Qur’an.
Bersama al-Qur’an hidup akan tenang, damai, dan selalu dalam ridho Allah Subhanahu wata’ala. Kemudian, ada cara berinteraksi dengan al-Qur’an yaitu membaca al-Qur’an dengan tilawah atau tartil. Ketika melantunkan al-Qur’an, akan terjadi berfungsinya lisan, akal, dan hati. Lisan berfungsi dengan baik ketika mampu mentartilkan, bacaan al-Qur’an. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Kemudian berfungsinya hati untuk merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya.Kisah singkat dari seorang imam yang dengan al-Qur’an dia tenang yaitu ketika itu, seorang Imam bernama Rafi’I bin Mahran pernah menderita penyakit sejenis tumor tulang pada bagian lutut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan penyakit tersebut adalah mengamputasi kakinya yang terkena tumor. Waktu dokter ingin mengamputasi kaki beliau, dokter menawarkan khamr untuk meredam rasa sakit tatkala proses amputasi dilakukan. Namun, Imam Rafi’I menolak dan ia mengatakan, “aku punya obat yang lebih mujarab dari apa yang engkau tawarkan kepadaku.
Datangkan saja kepada saya seorang Qari.”Selanjutnya Imam Rafi’I berkata, “Dokteer, apabila ayat al-Qur’an tengah dilantunkan dan anda melihat muka saya memerah dan mata saya terbelalak, itulah saat yang tepat untuk memotong kaki saya.”Ketika Qari melantunkan ayat-ayat al-Qur’an, memerahlah muka serta terbelalaklah mata Imam Rafi’i. khususnya saat ia mendengar ayat yang berisi peringatan serta ancaman Allah Subhanahu wata’ala, Imam Rafi’I merasakan seolah-olah ancaman tersebut ditujukan pada dirinya. Saat itulah dokter mulai memotong urat-urat serta menggergaji tulang kaki Imam Rafi’I yang terkena tumor. Subhanallah, tidak terdengar satupun keluhan yang keluar dari mulut laki-laki Sholeh ini.Nah, dari cerita kisah diatas, dapat kita simpulkan sungguh besar sekali rahmat bagi orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an.