Umat Islam sudah tak asing lagi dengan kata hijrah, dimana arti hijrah yang harus diketahui oleh umat Islam ada dua, yaitu:
Pertama: Hijrah berarti harus berpindah dari suatu negara dikarenakan mendapat tekanan, kemudian berpindah ke negara yang lebih aman. Allah berfirman:
“Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui. Yaitu orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. ” (Q.S. An-Nahl: 41-42).
Kedua: Hijrah berarti harus meninggalkan sesuatu hal yang dilarang oleh Allah SWT, contohnya harus bisa menjauhkan diri dari rasa malas dalam menuntut ilmu, terutama bagi kita para mahasiswa yang mungkin masih malas-malasan untuk pergi ke kampus atau pun mengerjakan tugas yang diberikan oleh masing-masing dosen. Rasulullah Saw. bersabda:
“Orang yang berhijrah itu ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah Swt.” (H.R. Bukhari)
Membahas tentang hijrah untuk menuntut ilmu, ini sangat berkaitan dengan mahasiswa. Apalagi sekarang tahun ajaran baru yang berarti mahasiswa baru sudah mulai bergabung. Di balik dari kata mahasiswa pasti ada kata rantau, ya faktanya bahwa mahasiswa rela meninggalkan keluarga dan sahabat-sahabatnya untuk keluar pulau bahkan keluar negeri hanya untuk menuntut ilmu yang nantinya akan mengubah masa depannya. Berada dipulau orang atau negeri orang yang tak pernah kita datangi sebelumnya pasti sangat sulit untuk beradaptasi, ada beberapa proses yang kita lewati apalagi untuk mahasiswa baru. Pertama seperti mengubah kebisaan kita yang selalu bergantung dengan orang tua, seperti makan dan minum yang pastinya sudah ada di meja makan sebelum kita lapar, tapi jika sudah merantau apa-apa harus sendiri. Namun, hal-hal tersebut dapat membuat kita menjadi mandiri. Kedua, harus beradaptasi dengan orang-orang baru. Ya saya rasa itu suatu hal yang harus dijalani, kenapa? Karena kita makhluk sosial yang tidak lepas dengan orang lain. Dan masih banyak lagi proses yang harus dilewati.
Hijrah untuk menuntut ilmu harus didasari dengan niat yang lurus. Menurut Ustadz Adi Hidayat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang hendak menuntut ilmu agama. Yang pertama, ia harus meluruskan niatnya semata-mata karena Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menyiapkan dirinya menempuh jalan untuk menggali ilmu pengetahuan, sekalipun sedikit, setiap langkahnya dihitung oleh Allah untuk meringankannya menuju surga,” (HR Ibnu Ma jah Nomor 223).
Contohnya terdapat pada kisah seseorang laki-laki yang sering berbuat maksiat dan membunuh lebih dari seratus orang, beberapa waktu kemudian orang itu sadar atas semua kesalahannya sehingga dia bertaubat, karena itu dia ingin memperdalam ilmu agamanya dengan mendatangi ulama yang berada jauh dari tempat tinggalnya. Dalam melakukan perjalanan laki-laki tersebut menyebut-nyebut nama Allah sambil meminta ampun, tak lama setelah itu laki-laki tersebut meninggal ditengah perjalanannya. Karena niatnya yang lurus Allah mengampuni semua dosa-dosanya dan dimasukkan ke dalam surga.
Kisah tentang laki-laki itu bahkan sampai diabadikan Allah SWT di dalam Alquran:
“Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah di tetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nisa [4]: 100).
Ada satu puisi yang bisa di kutip dari alumnus Gontor Ahmad Fuadi dari novel monumentalnya, Negeri Lima Menara:
Merantaulah …
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah …
Kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa Jika didalam hutan
Refrensi artikel: Rahmat Fajar dan Dilan Salsabila