
Banyak membaca banyak dapat ilmu. Banyak membaca akan memperluas wawasanmu. Bila demikian coba bayangkan bila yang dibaca adalah kalam Allah ta’ala, Al-Qur’anul Karim.
Membaca merupakan jalan untuk bisa mengerti atau mengetahui tentang sesuatu. Membaca adalah cara untuk memperoleh banyak ilmu. Mungkin itu diantara hikmah kenapa perintah membaca menjadi ayat-ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Iqra’. Dengan membaca pula mestinya seseorang bisa memahami al-Qur’an, pedoman hidup seorang muslim. Karenanya, aktifitas membaca al-Qur’an bertabur dengan pujian.
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
Itu baru satu diantara keutamaan membaca al-Quran yang masih banyak lagi, termasuk syafaat/pertolongan di hari kiamat pun akan lebih mudah diraih bagi para pembaca Al-Qur’an.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
Orang yang benar-benar cinta kepada Allah ﷻ pastinya akan senang membaca perkataan yang dicintainya. Istimewa bukan? Membaca al-Quran pahalanya banyak, maka rugi banget kalua masih ada seorang muslim yang enggan membaca al-Quran atau malah belum bisa membacanya. Ketika ditanya kadang jawabanya “ Duh, gimana ya, malu nih mau belajar membaca al-Qur’an di usia sebesar ini”. Saudaraku, jangan ada kata ‘malu’ untuk belajar membaca al-Quran. Mestinya justru kita malu kalau tidak mau membacanya. Meski banyak pahala tujuan al-Quran diturunkan tidak hanya sebatas dibaca. Karena al-Quran diturunkan agar menjadi petunjuk kehidupan bagi kehidupan manusia, alias untuk diamalkan isinya. Membaca merupakan satu jalan agar bisa memngamalkan al-Quran. Jadi jangan berhenti belajar saat kamu sudah bisa membaca al-Quran. Semua mesti meningkatkan kemampuannya hingga al-Quran benar-benar jadi pedoman bagi kehidupannya. Ada sekian banyak contoh bagaimana para salafusshalih terdahulu berusaha mendekat dan hidup dengan al-Quran.
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Hendaknya seorang ahli Quran dikenal dengan Shalat malamnya yang ia kerjakan saat manusia tertidur, dengan puasanya saat manusia tidak berpuasa, tangisnya disaat manusia tertawa, sikap wara’nya ketika manusia bergaul, sikap diamnya saat manusia sibuk bicara, khusyu’nya saat manusia tidak khusyu’ dan kesedihannya saat manusia bersuka cita.” Muhammad bin Ka’ab mengungkapkan “Kami mengenal para pembaca al-Quran dari wajahnya yang kuning pucat karena begadang malam dan panjang tahajudnya.”
Ibnul Qayyim Al Jauziyah, pernah mengatakan “Tujuan dari membaca al-Quran adalah untuk memahami, merenungkan, mendalami kandungan maknanya dan mengamalkannya. Adapun membaca dan menghafalnya dalah sarana untuk memahami isinya, sebagaimana ucapan salah sebagian pendahulu kita yang shalih, “Al-Quran diturunkan untuk diamalkan. Karenanya, bacalah Al-Quran untuk diamalkan.”
Semoga Allah ﷻ selalu memberikan hidayah kepada kita agar senantiasa dalam ketaatan kepada-Nya dan menjadikan kita sebagai Ahlul Qur’an yang selalu membaca, mentadabburi dan mengamalkan isinya. Aamiin