Baca puisi jago, tapi baca Al Qur’an? Baca koran jadi menu harian, tapi Al Qur’an? Baca bahasa Inggris lancar jaya, tapi baca Al Qur’an? Begitulah kiranya pertanyaan buat kita semua. Puluhan atau bahkan ratusan lagu mungkin banyak yang hafal, tapi berapa ayat Al Qur’an yang kau hafal? Rumus tersulit dari matematika seperti trigonometri atau logaritma kau hafal, tapi Al Qur’an? Unsur kimia bisa di luar kepala, tapi Al Qur’an? Kalkulus bisa kau takhlukkan tapi semangat buat belajar Al-Qur’an???
Betapa banyak diantara kita rela belajar mati-matian buat memecahkan hitungan kalkulus atau trigonometri tapi loyo ketika belajar Al Qur’an. Pun ketika mengurai unsur kimia bisa detail tapi bagaimana bagaimana ketika menguraikan Al Qur’an. Yah inilah realitanya zaman ini bukan? Nggak sedikit yang rela bayar mahal buat les pelajaran matematika, kimia, fisika, bahasa Inggris, dan mapel lainnya tapi bagaimana dengan belajar Al Qur’an? Tidakkah ada waktu luang buat belajar Al Qur’an? Atau memang tidak terpikirkan untuk mempelajarinya?
Lebih miris lagi kalau sudah di perguruan tinggi jadi mahasiswa tapi belum bisa baca Al Qur’an. Sudah begitu enggan pula untuk belajar. Ada juga yang malu karena katanya sudah gede, masak mau ngaji kayak anak TPA? Begitu alasannya. Ada juga yang alasan karena terlalu sibuk dengan jadwal kuliah dan tugas dosen yang seabrek sehingga tidak punya waktu lagi untuk belajar atau membaca Al Qur’an.
Sebagai pemuda muslim atau yang katanya agent of change bisa deh kita pertanyakan pada diri kita, udah gede belum bisa baca Al Qur’an atau udah sarjana tapi bacaan Al Qur’annya masih kayak anak SD, terus maunya jadi apa? Kalian atau kita semua adalah calon pemimpin di masa depan, terus gimana mau memimpin kalo hari gini aja masih buta huruf Al Qur’an.
Perlu kalian ketahui, tidak ada kata terlambat atau malu buat menuntut ilmu, termasuk Al Qur’an yang merupakan kitabullah dan sebagai pedoman hidup seorang muslim. Tentu kita tahu bahwa menutut ilmu adalah kewajiban yang tak boleh ditinggalkan dan tidak kenal usia. Ketika lahir pun kita nggak langsung berilmu tapi Allah ta’ala kasih kita bekal untuk belajar,
وَاللّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالأَبْصَارَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”(QS.An-Nahl:78)
Maka ada sebuah ungkapan yang sering disangka sebagai sebuah hadits, hanya saja secara maknanya benar. Perkataan ini hanyalah perkataan orang-orang terdahulu untuk memotivasi kita dalam belajar,
اُطلبوا العِلْمَ مِنَ المَهدِ إِلى اللَّحْدِ
Artinya: “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”
Penting banget bagi kita untuk belajar Al Qur’an karena ia adalah petunjuk dari Rabb Sang Pencipta, penerang dari kejahilan, dan penyembuh bagi penyakit hati.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(QS.Yunus 57)
Sebagai seorang pemuda muslim atau mahasiswa tentu kita semua pasti ingin menjadi yang terbaik bukan? Pinter matematika, fisika, kimia, jago kalkulus, hafal bahasa pemprograman dan seabrek prestasi lain its okey, tapi pengetahuan kita terhadap Al Qur’an mulai dari bacaanya juga kudu okey, memahaminya its better, mengamalkannya tentu jadi the best, dan mengajarkannya jadi perfect.
خَيرُكُم مَنْ تَعَلَّمَ القُرآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.”(HR.Bukhari)
Kalau kamu mengaku sebagai pemuda muslim mestinya kita cinta Qur’an melebihi cintamu pada pelajaran lainnya. Semangat kamu buat belajar Quran juga kudu lebih gede dibanding pelajaran lainnya. Kecintaan kamu terhadap Al Qur’an merupakan tanda cintamu pada Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ . Sahabat Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu pernah berkata,
“Siapa yang ingin mengetahui bahwa dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka perhatikanlah jika dia mencintai Al Qu’an maka sesungguhnya dia mencitai Allah dan Rasul-Nya.”(Syuab Al Iman, karya Al Baihaqi)
So, jadikan Al Quran sebagai prioritas kita dimanapun dan kapanpun. Jadikan lisan kita setiap hari basah dengan lantunan ayat-ayat Al Qur’an, hati kita bergetar tatkala mentadabburinya, dan iman kita semakin kokoh ketika mengamalkannya. Carilah teman dan lingkungan yang mendukung untuk kita bisa dekat dengan Al Quran seperti di UKM LPTQ UMY ini misalnya…hehe
Jangan pernah bosan untuk mempelajari Al-Qur’an karena bagi seorang muslim tidak ada istilah bosan untuk melakukan kebaikan hingga ia benar-benar yakin telah berada di surga. Seedangkan selama kita masih hidup didunia kita belum tahu dimanakah persinggahan kita setelah mati, apakah surga atau neraka?
Rasulullah ﷺ bersabda :
“Seorang mukmin tidak akan pernah merasa kenyang melakukan kebaikan sampai tempat persinggahan terakhirnya tiba di surga.” (HR.Tirmidzi,hadits hasan)
Oleh karenanya tak pantas kita mengaku bosan melakukan kebaikan karena merasa telah banyak berbuat baik. Prioritaskan Al Quran dalam setiap perbuatannmu niscaya dia akan memberikan kemudahan dan ketentraman dalam hatimu. (Fakhruddin Natsir/Pendidikan Agama Islam/2016)